Karbit mungkin tidak asing lagi terdengar di telinga anda, bukan? Karbit sangat familiar di tengah masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sering menggunakan karbit untuk membantu proses kematangan buah salah satunya buah pisang. Ketika disebut “karbit”, secara tidak langsung orang sudah mengarah ke fungsinya untuk memudahkan buah pisang matang.
Dibalik manfaatnya untuk mematangkan buah pisang, karbit juga digunakan sebagai bahan untuk las. Mungkin kedengarannya cukup aneh ya! Dari manfaatnya untuk membantu kematangan buah pisang, ternyata disini lain digunakan sebagai bahan las. Tetapi anda, jangan sampai tidak mau menggunakan kembali karbit untuk membantu mematangkan buah pisang yang anda miliki.
Alangkah baiknya, anda membaca sampai selesai artikel dari kami agar tidak salah paham, Hehehe.
Apa itu Karbit?
Kalsium Karbida atau yang lebih dikenal dengan Karbit adalah senyawa kimia berbentuk Kristal padat berwarna abu-abu kehitaman, dengan rumus kimia yaitu CaC2. Senyawa kimia ini digunakan untuk pembuatan gas acetylene (C2H2), yaitu bahan yang digunakan pada Las karbit serta dapat digunakan untuk mempercepat pematangan pada buah. Gas acetylene (C2H2) diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaC2) dan Air (H2O)
Sekedar info alasan senyawa Kalsium Karbida berbau menyengat karena didalamnya terkandung senyawa PH3, NH3, dan H2S. senyawa ini merupakan gas pencemar berbau seperti telur busuk yang ada pada hidrogen sulfida.
Manfaat Karbit dalam Dunia Industri
Dalam dunia industri seperti sekarang ini banyak perkembangan yang ditemukan, masyarakat berlomba lomba membuat penemuan penemuan. Salah satu penemuan yang digunakan hingga sekarang adalah Las Karbit. Bahan utama dalam Las Karbit adalah Kalsium Karbida, gas ini digunakan untuk menghasilkan nyala api dengan suhu 3.500 derajat celcius. Dengan suhu dari nyala api yang begitu tinggi, dapat melelehkan logam dan bahkan baja sekalipun.
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen “O2” selain dapat melelehkan logam dan baja, panas yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk menyambungkan 2 bagian logam atau baja yang terpisah, secara kokoh tentunya. Namun, tidak bisa digunakan untuk poles marmer karena akan membuat marmer menjadi retak.
Pemanfaatan Karbit sebagai Bahan Las
1. Mengenal Las Karbit
Las Karbit adalah proses pengelasan secara manual dengan bahan baku pembakarannya menggunakan asetilin. Cara menggabungkan 2 logam dengan Las ini adalah dengan memanaskan 2 buah ujung logam tadi secara berdekatan hingga meleleh dan menyatu satu sama lainnya.
Dalam aplikasinya hasil dari penyambungan yang dilakukan sangat memuaskan, tapi dengan syarat saat melakukan proses penyambungan tidak sembarangan dan dengan cara yang benar. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan sebagai preheating, brazing, cutting dan hardfacing.
2. Peralatan Las Karbit
Peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung Las Karbit dapat berfungsi secara normal adalah Generator Acetylen, dimana fungsinya untuk memproduksi acetylene melalui proses kimia. Prosesnya yaitu menggabungkan Kalsium Karbida (CaC2) dengan Air (H2O) selanjutnya akan terjadi reaksi yang menghasilkan Gas Acetylene (C2H2). Generator Acetylene dibedakan menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut:
- Kapasitas; memiliki beberapa tingkatan yaitu 0,8: 1,25: 2: 3,2: 5: 10: 20 dan 80
- Pelayanan; terbagi menjadi 2 yaitu generator portable dan stasioner
- Cara Kerja; sistem kerja terbagi menjadi 2 jenis yaitu sistem tetes dan lempar
- Tekanan; menggunakan sistem celup atau desakan.
Baca Juga: Jasa Pembuatan Pagar Tempa
3. Proses Pembakaran Las Karbit
Proses pembakaran pada las karbit terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
- Pencampuran gas acetylene dan oksigen.
- Pengatur pengeluaran gas.
- Pembangkit nyala api.
Pengaturan proses pembakaran dapat disesuaikan dengan spesifikasi atau ketebalan dari bahan yang akan dilelehkan atau disambung. Proses pengaturannya sendiri yang harus dilakukan adalah membuka katup yang mencampur gas acetylene dan oksigen, kemudian mengatur pengeluaran gas pada katup, dan terakhir tambahkan pembangkit nyala api dengan korek atau lainnya.
4. Bahan Tambahan Las Karbit
Penggunaan bahan tambahan pada las karbit digunakan ketika ingin mengisi kekurangan antara 2 logam yang sebagian sisinya berjauhan dan susah untuk didekatkan. Ukuran yang ditawarkan sendiri memiliki panjang 900 mm dengan variasi diameter yang berbeda-beda.
Adapun bahan tambahan yang dipakai untuk mengisi kekurangan salah satu bahan adalah kawat baja lunak, besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga, aluminium, dan paduan aluminium. Selain kawat, jika melakukan penambalan atau pengelasan logam yang bukan baja lunak, maka dapat menggunakan Flux.
Flux memiliki fungsi untuk melindungi cairan logam dari oksidasi udara luar serta menghilangkan bahan bahan yang bukan logam. Dengan adanya tambahan dari flux ini akan membuat hasil lasan yang kita lakukan anti terhadap karat. Jenis jenis flux yang digunakan biasanya adalah borax, sodium carbonate, sodium silikat, potassium borat, karbonat, klorida, sulfat, dan boric acid.
5. Proses Pengelasan Dengan Gas Karbit
Proses pengelasan dengan gas karbit dapat dilakukan dengan menggunakan 2 teknik yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Pengelasan Maju
Teknik pengelasan maju sering digunakan pada saat pengelasan baja paduan yang digunakan untuk bahan bangunan. Pelelehan cenderung di bagian permukaan baja, sehingga memiliki dampak bakar yang tidak dalam. Keuntungan pada teknik ini adalah penggunaan gasnya dapat dimanfaatkan secara efisien karena adanya panas pendahuluan yang dilakukan. Pada pengelasan maju umumnya bahan tambahan mendahului brander. Berikut merupakan proses pengelasan dengan teknik Maju:
- Kawat bahan tambahan mendahului sedangkan blander las mengikuti.
- Pelelehan dilakukan di bagian atas.
- Pengelasan secara keseluruhan tanpa landasan.
b. Teknik Pengelasan Mundur
Teknik pengelasan mundur kebelakang secara umum brander las mendahului bahan tambah. Dengan bahan tambah ditekankan pada permukaan yang dipanasi dengan cara diaduk aduk spiral, Brander juga dituntut agar bergerak tegak lurus ke arah belakang. Dampak yang dihasilkan menggunakan teknik ini cukup dalam sehingga hasil yang didapatkan lebih sempurna dibandingkan teknik maju.
Kekurangan dalam teknik las ini adalah penggunaan karbitnya lebih boros karena tidak adanya pemanasan pendahuluan. Untuk teknik yang digunakan dibandingkan dengan teknik sebelumnya lebih mudah.
Demikian informasi yang kami sampaikan, semoga artikel yang kami tulis dapat memberikan pemahaman tambahan untuk anda.